[Tulisanku] 7 Habits

Selama satu tahun menjalani aktivitas perkuliahan, saya mencoba menerapkan apa yang saya dapatkan selama 7 habits.

                “Jadilah Proaktif” : Mula-mula saya sedikit kaget menghadapi agenda perkuliahan yang pelaksanaannya terasa begitu cepat. Awalnya saya masih dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dosen dengan tepat waktu. Dan semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana. Tetapi, lama-kelamaan saya dihadapkan oleh masalah manajemen waktu. Salah satunya ketika saya bingung harus memilih satu dari dua UKM yang saya ikuti. Karena kegiatan unit tersebut diadakan diwaktu yang bersamaan. Saya mencoba bersikap proaktif dengan mempertimbangkan untuk memilih aktif hanya di salah satu dari dua unit tersebut.

                “Mulailah dengan Tujuan Akhir” : Saya mungkin belum seratus persen menerapkan kebiasaan ini. Saya selalu mengerjakan apa yang harus saya lakukan dan apa saja yang ingin saya lakukan. Sejauh ini kegiatan-kegiatan tersebut sejalan dengan misi saya, yaitu “Akan terus belajar, mencari pengalaman baru, menggunakan waktu se-efektif mungkin”. Namun saya masih kesulitan dalam menerapkan “Dahulukan yang Utama”. Misalnya, ketika esok hari akan diadakan kuis kalkulus, saya justru memilih mengerjakan tugas fisika terlebih dahulu. Padahal saya belum seratus persen memahami materi kalkulus yang akan diujikan. Akibatnya, saat kuis saya merasa kesulitan saat mengerjakan.

Continue reading

[Tulisanku] Pentingnya Tepat Waktu

Waktu dalam kehidupan sehari – hari sangatlah penting karena waktu tidak dapat di ulang kembali atau di putar kembali. Seperti definisinya menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahwa waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam kehidupan sehari-hari, semua aktivitas yang kita lakukan pasti selalu berhubungan dengan waktu.

Dalam hal ini, saya akan lebih menekankan kepada ketepatan waktu yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Setiap kita melakukan aktivitas sehari-hari, ketepatan waktu menjadi salah satu yang mencerminkan tingkat kedisplinan seseorang. Maksudnya, semakin seseorang sering terlambat, bisa ditebak bahwa orang tersebut kurang disiplin. Lalu,  apa itu tepat waktu? Mengapa kita harus tepat waktu?

Continue reading

[Tulisanku] Jadilah seperti Pensil

Pensil

Banyak orang yang beranggapan bahwa pensil hanya bisa digunakan untuk menulis, melukis, atau mencoret-coret. Namun pada kenyataannya, pensil bisa dijadikan sebagai panutan dengan beberapa filosofinya. Berikut filosofi dari pensil:

1. Banyak karya besar yang tidak luput dari peranan pensil. Namun pensil tidak dapat serta merta menghasilkan karya besar tanpa ada yang menggerakkan. Sama halnya seperti manusia, banyak karya besar yang dihasilkan dari buah pemikiran seorang manusia. Namun, seorang manusia tidak akan mampu menghasilkan sesuatu karya tanpa ada yang menggerakkan. Pertanyaannya, siapakah yang mampu menggerakkan manusia?

Jawabannya : Hanya Allah lah yang mampu menggerakkan manusia.

2. Terkadang pensil harus diraut karena tumpul. Kalau saja pensil dapat berteriak, pasti dia akan berkata “sakit, sakit, sakit”. Namun, setelah diraut, pensil akan kembali tajam dan dapat digunakan dengan baik.

Begitu pula dalam kehidupan. Kita sebagai manusia, terkadang keimanan kita tumpul. ALLAH meraut kita dengan Ujian, baik kesulitan maupun kemudahan, agar keimanan kita kembali tajam.

Continue reading

[Knowledge] Gadget dan Otak Anak

Gadget dalam bentuk smart phone berpengaruh banyak bagi anak. Jika disebut-sebut bisa merusak otak anak, bagaimanakah cerita yang sebenarnya?

“Memberi anak usia dibawah 20 tahun ‘BlackBerry’ akan merusak bagian otak PFC (preFrontalCortecs).” Demikian bunyi suatu pernyataan di Facebook yang dikutip seseorang dari Twitter. Sekarang ini, smart phone (sebutan ponsel seperti BlackBerry) memang sudah menjadi “mainan” anak-anak SD. Namun benarkah dampaknya bisa sejauh itu?

Ternyata, psikolog Elly Risman dari Yayasan Kita dan Buah Hati, bisa menjelaskan mengenai kebenaran mengenai kerusakan otak ini, yang tapinya berkaitan dengan konten pornografi jika diakses dengan menggunakan smart phone. Kerusakan pada bagian diotak akibar pornografi pernah diungkap oleh seorang psikiater dari Amerika Serikat, Mark Kastleman.

OTAK DEPAN

Elly mengatakan otak depan pada anak sebetulnya belum berkembang baik. Bagian otak depan ini akan berkembang pada usia 25 tahun. Otak depan merupakan pusat yang memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu. Sementara reseptornya yang mendukung otak depan adalah otak belakang, yang menghasilkan dopamin, yaitu hormon yang menghasilkan perasaan nyaman atau relaks pada seseorang. Bila sejak dini anak sudar terpapar oleh pornografi, rekamannya akan sulit dihapus dari ingatan dan pikiran untuk jangka waktu yang lama.Bila tidak diantisipasi, anak bisa kecanduan karena bpengaruh dopamin yang dihasilkan ketika anak menikmati pornografi. Akibatnya sistem pada bagian otak depan mengalami kekacuan dan tubuh jadi tak lagi memiliki kontrol diri.

Hasil riset neuroscience lainnya dari Donald Hilton Jr., ahli bedah otak dan dokter terkemuka dari Texas, menemukan bahwa pornografi sesungguhnya adalah penyakit, karena dapat mengubah struktur dan fungsi otak anak, dengan kata lain merusak otak di lima bagian.mKecanduan pornografi ini menurutnya lebih berat ketimbang kecanduan kokain.

Continue reading

[Healthy] Manfaat Tersenyum dan Tertawa Bagi Kesehatan

tumblr_lw6jfoLhR91r1ac52

 

Kalau Anda melihat seseorang tanpa senyum, berikan kepada mereka sedikit senyum yang Anda miliki.” Mudah-mudahan orang itu senyum, karena ketika seseorang tersenyum betapapun sedang tidak bahagianya orang tersebut, maka otak akan mengeluarkan sejumlah zat kimia yang tak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tapi sekaligus juga membuat perasaan menjadi tenang, tentram, nyaman dan bahagia atau memberi daya angkat beban jiwa bagi kondisi psikologis seseorang.

 

Lebih menakjubkan lagi beberapa riset mengatakan bahwa biar pun hanya diinstruksikan menampilkan wajah yang tersenyum, seseorang akan memperoleh manfaat psikologis yang sama dengan orang yang sungguh-sungguh tersenyum.

 

Dengan kata lain meski hanya berpura-pura bahagia tapi dengan senyuman, orang dapat membuat dirinya menjadi lebih sehat dan bahagia betulan. Inilah yang membuat proses penuaan seseorang menjadi terhambat.

Continue reading

[Healthy] Pola Hidup yang Mempengaruhi Terjadinya Sakit Jantung

Pola Hidup yang Memengaruhi Terjadinya Penyakit Jantung

Pola hidup yang memengaruhi terjadinya penyakit jantung, antara lain:

1.     Perokok

Seorang perokok beresiko menderita penyakit jantung sampai 4 kali lipat dibandingkan dengan bukan perokok.

2.     Kadar Kolesterol

Kadar Kolesterol yang tinggi meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung koroner.

3.     Tekanan Darah Tinggi

Pada tekanan darah tinggi, beban jantung lebih berat sehingga otot dinding jantung menebal dan kondisi ini meningkatkan risiko terjadi stroke, serangan jantung koroner, gagal ginjal, dan bendungan pada jantung.

4.     Kurang Aktivitas Fisik

Kurang melakukan aktivitas fisik meningkatkan risiko terjadi penyakit jantung koroner. Maka dari itu dengan melakukan latihan fisik secara teratur dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah lainnya.

Continue reading

[Tulisanku] Rendah Hati sebagai Modal dalam Kehidupan

Rendah Hati sebagai Modal dalam Kehidupan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rendah hati didefinisikan sebagai suatu sifat tidak sombong atau tidak angkuh. Rendah hati merupakan antonim dari tinggi hati yang berarti sombong atau angkuh. Rendah hati dapat mencermikan sifat seseorang. Kerendahan hati merupakan salah satu indikator dari tingginya kecerdasan spiritual seseorang. Seorang yang tidak bisa menunjukkan sikap atau karakter rendah hati, berarti belum mencapai kedamaian dengan dirinya.

Menurut William Penn, seorang yang cakap namun rendah hati, seperti perhiasan yang nilainya sama seperti sebuah kerajaan. Dari pendapat William Penn, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa rendah hati merupakan sebuah modal penting saat kita sudah mempunyai kelebihan dibandingkan orang lain. Pribadi yang rendah hati memandang orang lain sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki keunikan dan keistimewaan masing-masing, sehingga dia senantiasa menganggap orang lain sama tanpa memandang bulu. Orang yang memiliki sifat rendah hati selalu berkeinginan untuk membuat orang lain senang dengan sesuatu yang bisa ia lakukan. Jika dia seorang Bapak, ia pasti akan menyayangi keluarganya dengan tulus. Jika dia seorang Ibu, ia pasti akan menyayangi anak-anaknya dan menghormati suaminya dengan tulus. Jika dia seorang pemimpin, ia pasti akan melakukan yang terbaik untuk rakyatnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai pejabat negeri ini yang tidak memiliki sifat rendah hati. Banyak sekali pejabat yang hanya mementingkan dirinya dan golongannya saja, mereka menganggap orang “miskin” sebagai sebuah “benda” yang dapat “dipermainkan”. Namun, tidak sedikit juga orang penting negeri ini yang mempunyai sifat rendah hati. Kita dapat mengambil contoh seorang gubernur yang sangat mempunyai sifat rendah hati ini. Dia sering mengunjungi “rakyat kecil”-nya tanpa menghiraukan pendapat orang lain yang tidak suka atas perilakunya. Atas perilakunya ini, sang Gubernur menuai pujian dari masyarakat atas kerendahan hatinya. Peristiwa ini merupakan salah satu bukti bahwa rendah hati merupakan modal penting dalam kehidupan.

  Continue reading

[Knowledge] 7 Tanggung Jawab Anak kepada Orang Tua (Part 4)

7 Tanggung Jawab Anak terhadap Orang Tua -Part 4-

Berikut 7 tanggung jawab anak terhadap orang tua edisi ke 4, semoga bermanfaat!!

22.    Membantu Orang Tua Menyantuni Kerabatnya

Diri kamu dan hartamu adalah milik bapakmu. (HR. Thabarani dan Ibnu Majah)

Orang tua kita terkadang masih memiliki kerabat yang masih hidup, misalnya: paman, bibi, keponakan, sepupu, atau anggota kerabat yang ikatan darahnya sedikit jauh dengan orang tua kita. Mungkin di antara para kerabat itu, ada yang kepentingan hidupnya ditanggung orang tua kita karena kemiskinannya.

Hadits di atas dengan tegas memberikan pedoman kepada anak tentang kewajibannya membantu ayah atau ibunya yang perlu mendapat bantuan. Jika ternyata anak lelaki tidak mau membantu, maka ayah atau ibunya boleh mengambilnya dengan paksa dari sebagian harta anaknya itu untuk diperbantukan kepada kerabat orang tua yang membutuhkan bantuan itu.

23.    Menyambung Ikatan Silaturahim dengan Sahabat Orang Tua

Dari ‘Abdullah bin Dinar, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwa seorang lelaki Arab gunung bertemu dengan beliau di sebuah jalan kota Makkah. ‘Abdullah bin ‘Umar memberi salam kepadanya dan menaikkan orang itu ke atas punggung keledainya yang ia naiki serta memberikan kepadanya sorbannya yang sedang ia pakai. Ibnu Dinar berkata: “Mudah-mudahan Allah menjadikan Anda orang yang baik. Karena mereka itu adalah orang-orang Arab gunung. Mereka merasa puas dengan harta yang sedikit.” Lalu ‘Abdullah ‘Umar berkata: “Ayah lelaki ini dahulunya adalah teman kecintaan ‘Umar bin Khaththab. Dan aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Perbuatan baik yang paling tinggi ialah perbuatan ikatan silaturahim dengan orang-orang yang dicintai bapaknya.”  (HR. Muslim)

Dalam Hadits di atas disebutkan bahwa perbuatan baik yang paling tinggi nilainya adalah perbuatan anak yang meneruskan ikatan silaturahim dengan orang-orang yang dicintai orang tuanya.

Ikatan  silaturahim yang dilestarikan oleh anak-anak tidak hanya akan memperkuat hubungan yang telah ada antara orang tua kita dengan para sahabatnya, tetapi juga dapat saling memberikan perlindungan, pemeliharaan, dan bantuan yang lebih mendalam, terutama bila orang tua kita telah meninggal.

Betapa tinggi penghargaan Islam kepada anak yang meneruskan ikatan silaturahim dengan para sahabat orang tuanya. Ini berarti setiap anak yang taat kepada Allah seharusnya selalu memperhatikan orang-orang yang menjadi sahabat dekat ayah atau ibunya. Sebab kelak anak akan bisa meneruskan ikatan kasih sayang dengan orang-orang yang dicintai oleh orang tuanya.

Continue reading

[Knowledge] 7 Tanggung Jawab Anak kepada Orang Tua (Part 3)

7 Tanggung Jawab Anak kepada Orang Tua -Part 3-

Berikut 7 tanggung jawab anak terhadap orang tua edisi ke 3, semoga bermanfaat!!

15.    Membetulkan Wasiat Orang Tua yang Keliru

“(Akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 182)

Allah telah menetapkan bahwa bila seorang anak mendapati kekeliruan orang tua dalam memberikan wasiat, padahal ia tidak mungkin melakukan perundingan dengan almarhum orang tuanya, maka ia wajib meluruskan kekeliruan tersebut, karena perbuatan orang tua tersebut adalah dosa. Sebaliknya, anak-anak yang ditinggalkan tidak boleh mengubah warisan orang tuanya yang sudah sesuai dengan ajaran Islam. Kemudian jika sampai terjadi perubahan yang melanggar syari’at Islam, maka dosanya ditanggung oleh mereka yang merubahnya.

Anak yang shalih bila mengurus wasiat orang tuanya tentu akan terlebih dahulu mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan perwasiatan sesuai tuntunan Islam. Ia akan melaksanakan wasiat tersebut serta tidak berusaha untuk melakukan perubahan-perubahan yang melanggar syari’at. Sikap anak yang membiarkan kekeliruan dalam pembagian warisan orang tuanya adalah suatu perbuatan dosa. Begitu pula perbuatan anak yang mengubah pembagian warisan orang tua, sehingga menyalahi ketentuan syari’at, juga termasuk perbuatan dosa besar. Sebab itu, dalam urusan menangani warisan orang tua ini, para anak wajib berlaku jujur dan melakukan perbaikan sejalan dengan ketentuan syari’at Islam.

16.    Mengutamakan Wasiat untuk Orang Tua sebelum Anak Meninggal

“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 180)

Terkadang terjadi justru anak mendahului orang tua menghadap Allah. Dalam kasus semacam ini, Islam masih memberi kesempatan tersendiri bagi anak untuk berbakti kepada orang tuanya dengan jalan memberi warisan kepada orang tuanya dari sebagian hartanya. Karena itu, anak yang shalih harus memanfaatkan saat-saat yang kritis ini untuk memperoleh jalan ke surga dengan baik.

Bagaimana yang dimaksud dengan “harta yang banyak”? Yaitu jika harta peninggalannya telah cukup untuk kepentingan anak istrinya sebagai ahli waris. Sebab kita tidak dibenarkan menelantarkan anak-anak yang kita tinggalkan, sehingga menjadi beban orang lain. Larangan membiarkan anak kita terlantar setelah kita mati termaktub dalam QS. An-Nisaa’ ayat 9:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Pada ayat di atas kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk berhati-hati dalam melaksanakan wasiat atas harta peninggalan anak-anak kita kelak tidak menjadi orang yang terlantar dan menjadi beban orang lain. Karena itu, dalam melaksanakan tanggung jawab yang berkaitan dengan wasiat untuk kedua orang tua harus dipertimbangkan juga kebutuhan-kebutuhan wajar (pokok) dari anak istri yang ditinggalkan. Demikianlah, ketentuan Islam yang harus dipatuhi oleh setiap anak Muslim yang shalih.

Continue reading